kadar kreatinin pada penderita diabetes
ratarata kadar kreatinin serum yang didapat cenderung masih dalam batas nilai normal yaitu 1,28 mg/dL. Dari data primer yang diperoleh dan uji statistik didapatkan hasil tidak ada hubungan antara deteksi dini mikroalbumin dengan kadar kreatinin serum pada pasien DM tipe-2. Kata kunci :Nefropati Diabeteik, Mikroalbumin,UACR, Kreatinin Serum v
PengaruhKadar Hba1c Darah dengan Kadar Kreatinin Plasma pada Pasien Diabetes Melitus di Klinik Bandar Lor Kota Kediri Effects of Blood Hba1c Levels with Plasma Creatinine Levels in Patients with Diabetes Mellitus in Clinics Bandar Lor, Kediri City Moch. Abdul Rokim*1 1 Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyta Kediri * abdul.rokim@
Hasilpenelitian ini mendapatkan penderita DMT2 sebanyak 23 laki-laki dan 87 perempuan. Rentang usia penderita laki-laki adalah 45-83 tahun dan penderita perempuan adalah 40-82 tahun. Kadar kreatinin serum pada kelompok laki-laki diperoleh: 0,68 — 1,97 mg/dL dengan median: 0,99 mg/dL, pada kelompok perempuan diperoleh rentang: 0,35 — 1,59 mg/dL dengan median: 0,69 mg/dL.
GAMBARANKADAR KREATININ PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN RIWAYAT PENYAKIT LEBIH DARI 5 TAHUN DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH UTARA KEDIRI (0%) sedangkan pada wanita 2 orang (7%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar kreatinin pada penderita DM tipe 2 dengan riwayat penyakit lebih dari 5 tahun menunjukkan kadar kreatinin
Diabetesmellitus is a group of chronic diseases marked by enhancement blood sugar levels (hyperglikemic) in the blood as a result of disrustion in the body's metabolic system. examination of creatinin levels on patiens with diabetes mellitus is to detect abnormalities in the kidney, which is a complication of diabetes mellitus.
Mann Will Sich Treffen Meldet Sich Aber Nicht. Setiap orang memiliki tingkat normal kreatinin yang berbeda-beda, tergantung berat badan, massa otot, usia, dan jenis kelamin. Umumnya tingkat normal kreatinin pada pria sekitar 0,6 sampai 1,2 mg/dl. Sementara tingkat normal kreatinin pada wanita sekitar 0,5 sampai 1,1 mg/dl. Untuk mengetahui tingkat kreatinin di dalam tubuh, dokter akan merekomendasikan uji kreatinin lewat tes darah tes kreatinin serum untuk mengukur kadar kreatinin dalam darah dan tes urin untuk mengukur jumlah kreatinin dalam urin. Uji kreatinin umum digunakan untuk mendiagnosis penurunan fungsi ginjal. Jumlah kreatinin yang dihasilkan tubuh per harinya seharusnya cenderung stabil jika fungsi penyaringan ginjal berjalan baik. Namun, kadar kreatinin umum mengalami sedikit perubahan dalam satu hari; terendah pada pukul 7 pagi dan tertinggi pada pukul 7 malam. Lalu, apa artinya jika hasil uji kreatinin rendah? Hasil uji kreatinin rendah dapat menandakan sejumlah kondisi. Beberapa termasuk perubahan tubuh yang wajar dan alami, sementara yang lain mungkin membutuhkan perhatian medis lanjutan. Beberapa kemungkinan kondisi yang bisa menyebabkan kadar kreatinin rendah dalam tubuh adalah 1. Penyusutan massa otot distrofi otot Penyusutan massa otot umumnya merupakan perubahan tubuh alami seiring bertambahnya usia. Namun, masalah ini juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan yang disebut distrofi otot. Distrofi otot adalah mutasi genetik yang mengakibatkan hilangnya massa otot secara progresif sehingga membuat otot makin lama semakin lemah. Seseorang pengidap distrofi otot bisa tidak memiliki otot sama sekali pada stadium akhir penyakit ini. Selain kadar kreatin yang rendah, pengidap distrofi otot juga akan merasakan gejala seperti kelemahan, nyeri, dan kekakuan pada ototnya yang membuat sulit untuk bergerak bebas. 2. Penyakit hati Kreatinin diproduksi di dalam hati. Ketika fungsi hati Anda terganggu, misalnya akibat penyakit hati kronis, produksi kreatinin bisa menurun sampai 50 persen. Gejala utama yang ditimbulkan dari kerusakan hati adalah perut sakit dan membengkak, penyakit kuning putih mata, kuku, dan kulit menguning, serta feses berwarna pucat dan berdarah. 3. Hamil Selain karena penyakit, jika Anda perempuan usia subur hasil uji kreatinin yang rendah bisa menandakan bahwa jika Anda sedang hamil. Kadar kreatinin akan menurun secara alami, dan akan kembali normal setelah melahirkan. 4. Sedang menjalani diet Kadar kreatinin rendah dalam tubuh juga bisa berarti Anda seorang vegetarian, atau sedang menjalani pola diet tinggi serat yang kaya buah dan sayuran. Vegetarian cenderung memiliki kadar kreatinin yang lebih rendah dibanding orang yang makan daging. Pasalnya, kreatinin akan cenderung tinggi setelah mengonsumsi sumber protein hewani dalam porsi besar. Jika hasil uji kreatinin Anda rendah, dokter akan menyarankan Anda melakukan tes lanjutan, seperti biopsi otot atau tes enzim otot untuk memeriksa kemungkinan kerusakan otot serta tes fungsi hati.
Background Diabetes mellitus DM is a metabolic disease which characterized by hyperglycemia due to abnormalities insulin secretions, insulin performance, or both of them. The condition of insulin resistance in DM type 2 causes chronic complications such as diabetic nephropathy. It has become the second leading cause of end-stage kidney disease, and one of the most common and demaging complication of diabetes. The level of creatinine in blood is one of the parameters used to assess renal function, as in the plasma concentration and excretion in the urine within 24 hours. Serum creatinine levels greater than the normal value suggests an impaired renal function. Objective The purpose of this study was to determine serum creatinine levels in patients with DM type 2 in Sanglah General Hospital Denpasar. Methods The method uses an analytical study with description, used accidental sampling methods, involving 30 patients with DM type 2. Blood samples were analyzed for creatinine levels and data are presented as table. The reslts of this study showed that 60% samples had high levels of serum creatinine, 30% samples had normal levels serum creatinine, and 10% samples had low levels serum creatinine. From the result was concluded, most patients with DM type 2 in Sanglah Genaral Hospital have highly serum creatinine levels. Keywords creatinine serum, DM type 2 To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Pada sampel pasien diabetes mellitus yang diteliti terdapat peningkatan kadar rerata kreatinin yaitu sebesar 1,8 mg/dl hal ini lebih besar daripada kadar normal yaitu sebesar 09-1,3 mg/dl pada laki-laki dan 0,6-1,1 mg/dl pada perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian lain dimana dari 30 sampel penderita diabetes mellitus terdapat 9 pasien dengan kadar kreatinin normal 30%, 18 orang pasien memiliki kadar kreatinin tinggi 60%, dan 3 orang pasien dengan kadar kreatinin rendah 10% [24]. Mikroalbumiuria sering dikenal sebagai proteinuria, merupakan konsekuensi kronis dari diabetes yang mendahului peningkatan kadar kreatinin serum pada pasien DM. ...... Kadar kreatinin yang tinggi dan rendah dalam darah menjadi indikator penting dalam menentukan apakah seseorang mengalami gangguan fungsi ginjal. Pemeriksaan melalui serum kreatinin pada penderita Diabetes Mellitus dapat menggambarkan perjalanan penyakit diabetes yang sudah mengalami komplikasi gagal ginjal Padma et al., 2017 Diabetes Mellitus DM adalah gangguan metabolisme kronis yang disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi insulin sesuai kebutuhan, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan gula darah, sehingga terjadi peningkatan gula darah hiperglikemia. ...Asri JumadewiRahmayanti RahmayantiFarah FajarnaWiwik Emmi KrisnawatiBackground Diabetes mellitus type 2 DMT2 is the most common type of diabetes and affects more than 90% of people with diabetes. Increasing age causes changes in carbohydrate metabolism and insulin release, which is influenced by blood sugar and inhibits the release of sugar into cells because it is influenced by insulin. The risk of diabetes mellitus increases with age, especially at 40 years and above. It happens because of the increase in sugar intolerance in people aged 40 and This study aims to determine the description of serum creatinine levels in patients with type 2 diabetes mellitus at the age of 40 years and The research design is cross-sectional with inclusion criteria, namely DMT2 patients aged 40 years and above, and conducting examinations at the Prodia clinical laboratory, Banda Aceh branch, from January to May 2022. Samples were taken by accidental sampling, totaling 59 people. Data were collected by interview and laboratory examination to measure creatinine levels using the automatic analyzer method. The reference value for serum creatinine examination in men is 0,7-1,3 mg/dl and in women 0,6-1,1 mg/dl. Data analysis was done DMT2 patients aged 40 years and above were predominantly male 55,9%, and the frequency based on age range was mainly between 56-65 years 37,3%. As many as 16,9% of DMT2 patients aged 40 years and over had increased serum creatinine levels, although there were also 83,1% normal creatinine DMT2 patients aged 40 years and above are dominant in men compared to women; the increase in creatinine levels do not show such a high investigations include 548 diabetes mellitus patients of which 311 were male and 237 were female patients. Type 2 nephropathy patients totalled 353 of which 196 were males and 157 were females. Mean age at diagnosis of type 2 nephropathy patients was years. Mean body mass index BMI estimated in type 2 nephropathy patients was Kg/m 2. Biochemical evaluations in type 2 nephropathy patients was as follows mean blood urea mean serum creatinine mean blood glucose level potassium Mmol/Lit and mean sodium was Lit. Microalbuminuria was found in and the remainder had macroalbuminuria. Secondary diseases associated with diabetic nephropathy in type-2 nephropathy were retinopathy, hypertension, diabetic foot and neuropathy. The highest percentage of type 2 nephropathy type2N patients were those who had no school education and the lowest percentage was of those who had education of university level. As far as socioeconomic status was concerned, the highest percentage of type2N patients was of skilled personals. Calculated coefficient of inbreeding F for type2N patients was A. AlfonsoArthur E. MonganMaya F. MemahChronic kidney disease is a pathophysiology process with various etiology, causing a progressive decline on kidney function, and in general ends with kidney failure stage 5. For the last forty years, creatinine serum had been the most common and affordable detection serum to measure kidney performance. The amount of creatinine serum is increased on non-dialysis chronic kidney disease patients. Approximately, 57% of non-dialysis chronic kidney disease patients have 7-12 mg/dL creatinine level. Research objective To understand the description of creatinine serum level on non-dialysis chronic kidney disease patients. Research method Cross sectional descriptive, to obtain the data of creatinine serum on non-dialysis chronic kidney disease patients carried out on December 2015 – January 2016 at two hospitals, which are RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado and Rumah Sakit Advent Manado. The research sample were the blood sample from 35 people suffering a stage five non dialysis chronic kidney disease, which determined by consecutive sampling from non-probability sampling model. Result Based on the laboratory result, the 35 patients diagnosed with a stage five non dialysis chronic kidney disease are undergoing an increase on creatinine serum 100%. Conclusion Based on the research result, it can be concluded that the increase of creatinine level is occurred on stage five non dialysis chronic kidney disease creatinine serum, stage five chronic kidney disease, Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal stadium 5. Selama 40 tahun terakhir, kreatinin serum telah menjadi petanda serum paling umum dan murah untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum meningkat pada pasien gagal ginjal non dialisis. Sekitar 57% dari pasien gagal ginjal non dialisis memiliki kadar kreatinin 7-12 mg/dL. Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode Penelitan deskriptif cross sectional, untuk mendapatkan data tentang kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yang dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari 35 orang yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, terdapat 35 pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis mengalami peningkatan kadar kreatinin serum 100%. Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non kunci kreatinin serum, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialysisMengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak dengan Solusi HerbalH R HasdianahHasdianah, 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta Nuha MedikaS A PriceL M WilsonPrice, dan Wilson. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta EGCHubungan Kadar Kreatinin Serum Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsud DrN D MaharaMahara, 2016. Hubungan Kadar Kreatinin Serum Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsud Dr. Sayidiman Kabupaten h% diakses tanggal 22 November Lama Diabetes Melitus Terhadap Kejadian Nefropati Diabetika Studi Kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi SemarangA A Y PratamaPratama, 2013. Korelasi Lama Diabetes Melitus Terhadap Kejadian Nefropati Diabetika Studi Kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. Jurnal Media Medika Muda 11-7S C SmeltzerSmeltzer, 2014. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12. Jakarta EGCMetodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi Cetakan KeduaS NotoatmodjoNotoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi Cetakan Kedua. Jakarta Rineka Ureum dan Kreatinin Serum Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Sebelum Menjalani Jadwal Hemodialisa di RSUD Sanjiwani GianyarD G A SuryawanSuryawan, 2016. Gambaran Ureum dan Kreatinin Serum Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Sebelum Menjalani Jadwal Hemodialisa di RSUD Sanjiwani Gianyar. Meditory 42 Lama Diabetes Melitus Dengan Terjadinya Gagal Ginjal Terminal Di Rumah Sakit DrQau SahidSahid, QAU. 2012. Hubungan Lama Diabetes Melitus Dengan Terjadinya Gagal Ginjal Terminal Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta [skripsi].
Jakarta - Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyarankan penderita diabetes tipe 2 untuk mengonsumsi makanan rendah karbohidrat yang mengandung lebih banyak protein dan lemak untuk mengontrol kadar gula darah sepanjang hari. Seperti disiarkan Medical Daily, tim dari Universitas British Columbia Okanagan UBCO meneliti keuntungan memodifikasi kebiasaan sarapan bagi penderita diabetes tipe hasil kerja sama dengan Laboratorium Latihan, Metabolisme, dan Peradangan itu berfokus pada efek transisi sarapan rendah lemak konvensional ke makanan rendah karbohidrat dan kaya protein dan lemak."Salah satu dari banyak komplikasi bagi orang yang hidup dengan diabetes tipe 2 adalah peningkatan kadar glukosa darah yang cepat atau besar setelah makan. Penelitian kami menunjukkan makanan rendah karbohidrat di pagi hari tampaknya membantu mengontrol gula darah sepanjang hari," ucap pemimpin penelitian Dr. Barbara ketergantungan obatMengontrol kadar glukosa sangat penting dalam mengelola diabetes tipe 2 dan komplikasi terkait, termasuk peradangan dan penyakit kardiovaskular. Oliveira mengatakan jika makanan pertama hari itu rendah karbohidrat dan lebih tinggi protein dan lemak dapat membatasi perubahan konsumsi makanan rendah karbohidrat termasuk menstabilkan kadar gula darah, mengurangi ketergantungan obat diabetes, dan meminimalkan fluktuasi glukosa sepanjang hari. Selain itu, orang yang memilih sarapan rendah karbohidrat menunjukkan pilihan itu mungkin telah memperbaiki pola makan secara "Dengan melakukan sedikit penyesuaian pada kandungan karbohidrat dari satu kali makan daripada seluruh diet, kami memiliki potensi untuk meningkatkan kepatuhan secara signifikan sambil tetap memperoleh manfaat yang signifikan," ucap Editor Bagus untuk Pasien Diabetes Tipe 2, Olahraga di Sore Hari Bantu Turunkan Gula DarahSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
ABSTRAK Diabetes Mellitus DM merupakan penyakit yang terjadi karena kelainan sekresi insulin. Komplikasi akan timbul bila DM tidak dikendalikan dengan baik. Komplikasi yang sering terjadi pada penderita DM yaitu nefropati diabetik, yang berdampak pada kerusakan ginjal. Pengaturan kadar glukosa darah yang terkontrol dengan baik dapat mencegah kerusakan pada ginjal. Pengendalian DM dapat dipantau dengan mengukur kadar hemoglobin glikosilasi HbA1c. Pengukuran kadar ureum dan kreatinin serum dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal pada penderita DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata kadar ureum dan kreatinin serum pada penderita DM dengan nilai HbA1c >8% serta hubungan kadar ureum dan kreatinin serum dengan nilai HbA1c. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 60 penderita DM dengan nilai HbA1c >8%, terdiri dari 30 pasien perempuan dan 30 pasien laki-laki dari RS Muhammadiyah Bandung. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar ureum penderita DM perempuan dengan nilai HbA1c >8% sebesar 44,1 mg/dL dan laki-laki sebesar 44,8 mg/dL, rata-rata kadar kreatinin penderita DM perempuan sebesar 1,4 mg/dL dan laki-laki sebesar 1,7 mg/dL. Berdasarkan uji Pearson Correlation, tidak terdapat hubungan antara kadar ureum dengan HbA1c pada perempuan, namun terdapat hubungan yang cukup kuat antara kadar ureum dengan HbA1c pada laki-laki r = 0,475. Berdasarkan uji Spearman’s Correlation, tidak terdapat hubungan antara kreatinin dengan HbA1c pada perempuan maupun laki-laki. Saran untuk penelitian selanjutnya agar mengkriteriakan sampel penelitian berdasarkan variasi nilai HbA1c, lamanya menderita DM dan memperhatikan obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
Uncontrolled Diabetes Mellitus will lead to long-term complications, namely decreased organ function, especially the kidneys, nerves, eyes, blood vessels and heart. Diabetic nephropathy is a complication that is often found in DM patients and attacks the kidneys. Serum creatinine examination is used to assess kidney function in patients with Type 2 Diabetes Mellitus. This purpose of research is to describe the description of serum creatinine levels in inpatients diagnosed with Type 2 Diabetes Mellitus at Dr. Kariadi Semarang. This study uses descriptive quantitative. The data comes from the medical records of inpatients diagnosed with Type 2 DM at Dr. RSUP. Kariadi Semarang who examined creatinine levels in the period January - April 2020 with the total sampling method. From this study, inpatients diagnosed with Type 2 DM at Dr. Kariadi Semarang were 79 respondents with male sex as many as 49 people 62% and women 30 people 38%. In 79 respondesnts, there are 2 respondents had low creatinine levels, 7 respondents had normal creatinine levels, while 70 respondents had high creatinine levels. 43 male patients were included in the category of high creatinine levels. Based on age, it was dominated by the late elderly 55 – 65 years as many as 32 people with the late elderly patients as many as 28 people having high creatinine levels. Conclusion In 79 respondesnts 100%, there are 72 respondents who have abnormal creatinine levels and 7 respondents have normal creatinine levels. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-14Kadar Kreatinin Serum pada Pasien Rawat Inap yang Didiagnosis DiabetesMelitus Tipe 2Serum Creatinine Levels in Inpatients Diagnosed with Type 2 Diabetes MellitusTYAS PERTIWI ARMANINGRUMTEGUH BUDIHARJOJurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Pedurungan SemarangEmail tyaspertiwiarmaningrum Melitus yang tidak terkontrol akan mengakibatkan komplikasi jangka panjang, yaitupenurunan fungsi organ diantaranya terjadi pada organ ginjal, saraf, mata, pembuluh darahdan jantung. Nefropati Diabetika merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada pasienDM dan menyerang organ ginjal. Pemeriksaan kreatinin serum digunakan menilai fungsiginjal pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahuigambaran kadar kreatinin serum pada pasien rawat inap yang didiagnosis Diabetes MelitusTipe 2 di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini menggunakan deskriptif berasal dari rekam medik pasien rawat inap yang didiagnosis DM Tipe 2 di RSUP Semarang yang melakukan pemeriksaan kadar kreatinin pada periode Januari - April2020 dengan teknik total sampling. Dari penelitian ini, pasien rawat inap yang didiagnosisDM Tipe 2 di RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah 79 responden terdapat 49 responden 62 %dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan 30 orang 38%. Pada 79 responden terdapat 2responden 2,5% memiliki kadar kreatinin rendah, 7 responden 8,9% memiliki kadarkreatinin normal, sedangkan 70 responden 88,6% memiliki kadar kreatinin tinggi. Pasienlaki-laki sebanyak 43 orang 88,6% masuk dalam kategori kadar kreatinin usia, didominasi oleh lansia akhir 55–65 tahun sebanyak 32 orang 40,5%dengan pasien lansia akhir sebanyak 28 orang 87,5% memiliki kadar kreatinin dalam 79 responden 100%, terdapat 72 responden 91,1% yang memilikikadar kreatinin yang abnormal dan 7 responden 8,9% memiliki kadar kreatinin Kunci Diabetes Melitus Tipe 2 ; Nefropatik Diabetik ; Kreatinin SerumAbstractUncontrolled Diabetes Mellitus will lead to long-term complications, namely decreasedorgan function, especially the kidneys, nerves, eyes, blood vessels and heart. Diabeticnephropathy is a complication that is often found in DM patients and attacks the creatinine examination is used to assess kidney function in patients with Type 2Diabetes Mellitus. This purpose of research is to describe the description of serum creatininelevels in inpatients diagnosed with Type 2 Diabetes Mellitus at Dr. Kariadi Semarang. Thisstudy uses descriptive quantitative. The data comes from the medical records of inpatientsdiagnosed with Type 2 DM at Dr. RSUP. Kariadi Semarang who examined creatinine levelsin the period January - April 2020 with the total sampling method. From this study,inpatients diagnosed with Type 2 DM at Dr. Kariadi Semarang were 79 respondents withmale sex as many as 49 people 62% and women 30 people 38%. In 79 respondesnts, thereare 2 respondents had low creatinine levels, 7 respondents had normalcreatinine levels, while 70 respondents had high creatinine levels. 43 male patients were included in the category of high creatinine levels. Based on age, it wasdominated by the late elderly 55–65 years as many as 32 people with the lateelderly patients as many as 28 people having high creatinine levels. Conclusion In Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-1479 respondesnts 100%, there are 72 respondents who have abnormal creatininelevels and 7 respondents have normal creatinine Type 2 Diabetes Mellitus Type 2 ; Diabetic Nephropathy ; Serum Creatinine1. PendahuluanWalaupun penyakit tidak menular termasuk suatu penyakit yang tidak dapat menularkanantar individu dan bukan disebabkan oleh agen penularan vektor, virus, bakteri, namunmenurut World Health Organization 2018 menyebutkan bahwa 71% kematian di bumi yangdisebabkan oleh penyakit tidak menular. Terdapat berbagai macam penyakit tidak menularlebih banyak disebabkan oleh perilaku gaya hidup, salah satunya adalah Diabetes MelitusDM yang menjadi masalah kesehatan utama pada saat ini yang merupakan tantanganKEMENKES RI dalam mengatasi Penyakit Tidak Menular, karena meningkatnya prevalensiPenyakit Tidak Menular PTM sekaligus prevalensi penyakit Diabetes Melitus tiap RISKESDAS 2018, pada penduduk berusia diatas 15 tahun yang terkena DMprevalensinya meningkat dari 6,9% menjadi 10,9%. Menurut International DiabetesFederation IDF, pada negara Indonesia penderita DM diprediksi meningkat dari 10,3 jutamenjadi 16,7 juta pada tahun 2045 Perkeni, 2019.Diabetes Melitus adalah penyakit dengan gangguan dalam proses metabolisme tubuhyang dikenali dengan karakteristik kadar glukosa yang tinggi dalam darah hiperglikemiaWHO, 2019. Penegakkan diagnosa penyakit Diabetes Melitus salah satunya dapat diketahuidengan pada pemeriksaan hasil kadar glukosa sewaktu GDS yang >200 mg/dl danpemeriksaan kadar glukosa darah puasa GDPP yang >126 mg/dl PERKENI, 2015.Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit dengan gangguan dalam proses metabolisme tubuhyang dikenali dengan peningkatan gula darah yang diakibatkan pada penurunan sekresiinsulin oleh sel beta pankreas dan/atau gangguan fungsi insulin resistensi insulin. PadaDiabetes Melitus tipe 2, pada dasarnya pankreas menghasilkan hormon insulin yang bertugasuntuk mengubah glukosa menjadi energi, namun terhadap penderita Diabetes Melitus Tipe 2memang masih menghasilkan insulin, namun sel-selnya tidak menggunakan insulin tersebutdengan sebagaimana mestinya, atau biasa disebut dengan istilah resistensi yang buruk antarsel juga berpengaruh, termasuk reseptor insulin yang tidakberfungsi secara maksimal merupakan patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2. Pada DiabetesMelitus tipe 2 bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah genetik atau karenaketurunan dan kelebihan berat badan Hasil RISKESDAS 2018 menunjukkan penderitaDiabetes di Indonesia sudah mencapai angka kejadian 57%, sedangkan penderita DM tipe 2dunia mencapai 95%. Pada era globalisasi ini, gaya hidup yang tidak baik diantaranyakurangnya aktivitas fisik, asupan gizi tak seimbang, stress, dan kurang tidur menyumbangrisiko Diabetes Melitus Tipe 2. Sekitar 30% pasien DM tidak menyadari keberadaanpenyakitnya, dan pada saat terdiagnosis, sekitar 25% mengalami komplikasi. Denganpengelolaan dan pengendalian yang tepat dapat meminimalisir terjadinya komplikasiRamadhan et al., 2018.Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 mengalami gangguankadar profil lipid seperti kolesterol dan trigliserida Gunardi, 2020. Sejalan dengan itu,pasien dengan penyakit ginjal kronik terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin lebihdari 100% Afriansya, Sofyanita, & Suwarsi, 2020. Pada pasien DM tipe 2 Kadar glukosayang tidak normal dapat juga terjadi penderita hipertensi dan kelainan profil lipid padaprolanis Imawati, 2020. Hasil riset yang lain tentang kadar ureum pada pasien ginjalsebelum dan sesudah hemodialisa menunjukkan terjadinya penurunan kadar ureum Sari,2020.Diabetes Melitus menjadi penyakit yang beresiko sangat berbahaya apabila tidak hendaksegera ditangani, hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi, sehingga perlu dilakukanpemeriksaan glukosa darah sebagai monitor kesehatan bagi penderita diabetes DM, karenapenyakit DM yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi yang menyeang organ Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-14ginjal yakni Nefropati Diabetik, hal ini dibuktikan yakni sebanyak 20-40% penyandang DMakan terkena nefropati diabetik PERKENI, 2015. Menurut Bethesda National Institutes OfHealth, pada tahun 2002 angka prevalensi 40% penyebab gagal ginjal terminal adalahNefropatik Diabetika. Sekarang terdapat 25% penderita gagal ginjal yang melakukan dialisiskarena penyakit komorbidnya yaitu penyakit DM terutama DM tipe 2 karena penyakitdengan tipe tersebut lebih sering dijumpai di lapangan Alfarisi et al., 2012.Penyataan diatas didukung oleh penelitian terbaru yang dilakukan oleh Aulia AchmadYP pada tahun 2013 tentang “Korelasi Lama Diabetes Melitus Terhadap Kejadian NefropatiDiabetik Studi Kasus Di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang”. Pasien DM yang dirawatinap di RSUP Dr Kariadi Semarang selama periode 2008 - 2012. Di antara 310 pasienDiabetes Melitus, terdapat 134 pasien yang terkena Nefropati Diabetik. Menurut penelitianini, kejadian Nefropatik Diabetik pada pasien DM di RSUP Dr. Kariadi adalah 43,2% AAY,Pratama, 2013.Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi vaskular jangka panjang daripenyakit Diabetes Melitus yang terjadi pada organ ginjal. Perjalanan penyakit DiabetesMelitus hingga menyebabkan Nefropatik Diabetik yang merupakan penyakit gagal ginjalkronik yang disebabkan penyakit metabolik diabetes melitus, secara sederhana digambarkanoleh hiperfiltrasi dan hipertrofi organ ginjal yang merupakan akibat langsung darihiperglikemia. Hal ini mengakibatkan penebalan membran basal glomerulus dan terjadiglomeruloskerosis, yang diakibatkan hipertensi intragromerular. Pada keadaanglomeruskerosis ini, akan menyebabkan LFG Laju Filtrasi Glomerulus pernyataan The National Kidney Disease Education Program, pemeriksaankreatinin serum, yang merupakan tes gold standar pada penyakit ginjal yang digunakanuntuk menunjukkan kapasitas filtrasi glomeruli, dan mengamati perjalanan penyakit ginjalVerdiansyah, 2016. Pemilihinan pemeriksaan kadar kreatinin karena konsentrasi kreatinindalam plasma dan ekskresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Adapun hasil kadarkreatinin darah yang lebih tinggi dari rentan nilai normal menunjukkan gangguan fungsiginjal yang harus dikaji lebih lanjut Alfarisi et al, 2012.2. MetodeRancangan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan jenispenelitian adalah studi kasus. Penelitian ini menggunakan data rekam medis yang diperolehdari Instalasi Rekam Medis dan Instalasi Laboratorium Terpadu di RSUP Dr. KariadiSemarang. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat inap dengandiagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan kadar kreatinin di InstalasiLaboratorium Klinik RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Januari-April 2020 denganmenggunakan teknik sampling yaitu total sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 79data pasien. Pengelompokkan data berdasarkan karakteristik subjek penelitian berupa usia,jenis kelamin, dan nilai hasil pemeriksaan kreatinin. Data hasil kadar kreatinin dan pasienDiabetes Melitus diolah secara statistik dengan program Hasil dan PembahasanHasilTabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-14Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dalam responden pada penelitian ini yangberjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 49 orang 62% sedangkan responden sebanyak 3038% berjenis kelamin perempuan. Dengan presentase pasien berjenis kelamin laki-lakisebesar 62 % menunjukkan bahwa sebagian besar pasien rawat inap yang didiagnosisDiabetes Melitus Tipe 2 dalam penelitian ini adalah 2 Distribusi Responden Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pasien dalam penelitian ini yang masuk kategoriumur masa kanak-kanak yaitu sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 1,3%. Pasienyang masuk kategori umur remaja akhir, dewasa awal, dewasa akhir masing-masingsebanyak 2 orang dengan presentase sebesar 2,5%. Pasien rawat inap yang didiagnosisDiabetes Melitus Tipe 2 yang masuk kategori umur lansia awal dan manula masing-masingsebanyak 20 orang dengan presentase sebesar 25,3%. Sedangkan pasien yang masuk kategoriumur lansia akhir sebanyak 32 orang dengan presentase sebesar 40,5%. Maka dapatdisimpulkan mayoritas pasien rawat inap yang didiagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 dalampenelitian ini masuk dalam kategori umur lansia akhir dengan presentase sebesar 40,5%.Pada RSUP Dr Kariadi Semarang rentang nilai normal bagi pasien berjenis kelaminperempuan dan laki-laki untuk pemeriksaan kreatinin adalah 0,6-1,3 mg/ 3 Distribusi Frekuensi Kategori Kadar Kreatinin tabel 3 diketahui dalam penelitian ini pasien yang masuk kategori kadarkreatinin rendah, yaitu sebanyak 2 orang 2,5%, pasien yang masuk kategori kadar kreatininnormal sebanyak 7 orang dengan presentase sebesar 8,9%, sedangkan pasien yang masukkategori kadar kreatinin tinggi sebanyak 70 orang dengan presentase sebesar 70%. Makadapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien rawat inap yang didiagnosis Diabetes MelitusTipe 2 dalam penelitian ini masuk dalam kategori kadar kreatinin 4 Distribusi Frekuensi Kadar Kreatinin Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-14Berdasarkan tabel 4 bahwa mayoritas pasien laki laki sebanyak 43 orang 87,8% masukdalam kategori kadar kreatinin tinggi, sedangkan sisanya sebanyak 5 orang pasien laki-laki10,2% masuk kategori kreatinin normal, dan 1 orang pasien laki-laki 2% masuk dalamkategori kreatinin rendah. Untuk pasien perempuan sebanyak 27 orang 90% memliki kadarkreatinin tinggi, sedangkan sisanya sebanyak 2 orang pasien perempuan 6,7% masukkategori kreatinin normal, dan 1 orang pasien perempuan 3,3% masuk dalam kategorikreatinin 5 Distribusi Frekuensi Kadar Kreatinin Responden berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa semua pasien kategori umur masakanak-kanak sebanyak 1 orang 100% masuk dalam kategori kadar kreatinin normal,sedangkan semua pasien kategori umur remaja akhir sebanyak 2 orang 100% masuk dalamkategori kadar kreatinin rendah. Semua pasien kategori umur dewasa awal dan dewasa akhirmasing-masing sebanyak 2 orang 100% masuk dalam kategori kadar kreatinin responden kategori umur lansia awal sebanyak 19 orang 95% masuk dalamkategori kadar kreatinin tinggi, sisanya sebanyak 1 orang 5% responden kategori umurlansia awal masuk dalam kategori kreatinin normal. Mayoritas responden kategori umurlansia akhir sebanyak 28 orang 87,5% masuk dalam kategori kadar kreatinin tinggi, sisanyasebanyak 4 orang 12,5% responden kategori umur lansia akhir masuk dalam kategorikreatinin normal. Mayoritas responden kategori umur manula sebanyak 19 orang 95%masuk dalam kategori kadar kreatinin tinggi, sisanya sebanyak 1 orang 5% respondenkategori umur lansia akhir masuk dalam kategori kreatinin dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar kreatinin pada pasien rawatinap yang didiagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP Dr Kariadi Semarang. Datapenelitian diperoleh dari data rekam medik pasien rawat inap, dengan teknik total samplingdiperoleh 79 sampel yang masuk. Selain itu terdapat kendala lain dalam pengambilan datasampel yaitu ada beberapa pasien penderita Diabetes Melitus Tipe 2 tidak melakukanpemeriksaan kimia klinik terutama pemeriksaan hasil penelitian pada bulan Januari–April tahun 2020 terdapat 79 respondenpasien rawat inap yang didiagnosis Diabetes Melitus Tipe 2 yang melakukan pemeriksaankreatinin melalui data sekunder dari RSUP Dr. Kariadi Semarang, berikut ini gambaran Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-14umum mengenai karakteristik responden penelitian pasien rawat inap yang didiagnosis DMTipe 2 di RSUP Dr. Kariadi Semarang berdasarkan jenis kelamin dan usia a. Hasil Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 berdasarkan Jenis KelaminMelalui tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, pada presentaseresponden pasien Diabetes Melitus Tipe 2 berjenis kelamin laki-laki sebesar 62 %menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang melakukan pemeriksaan kreatinin dalampenelitian ini adalah laki-laki sebanyak 49 berdasarkan data Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa penderita DM diIndonesia lebih banyak diderita oleh perempuan dengan prevalensi Diabetes Melitus denganjenis kelamin perempuan adalah 1,8% dibandingkan laki-laki 1,2%. Terdapat beberapa faktorresiko penyakit Diabetes Melitus yang dapat menyerang berbagai gender. Menurut AmericanDiabetes Association ADA 2019 bahwa terdapat 2 faktor resiko yang menyebabkanpenyakit Diabetes Melitus, yaitu 1 Faktor risiko yang tidak dapat diubah diantaranya adalah ,riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram, faktor genetik riwayatkeluarga dengan DM, umur ≥45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badanlahir bayi >4000 gram atau pernah menderita Diabetes Melitus gestasional dan riwayat lahirdengan beratbadan rendah 4000 gram atau riwayat diabetes gestasional dan latar belakang yang ditandai denganberat badan lahir rendah 1,3 mg/dl mayoritas responden dalam penelitian ini masuk dalamkategori umur lansia akhir 55 – 65 tahun sebanyak 32 orang 40,5%. Mayoritas respondenkategori umur lansia akhir sebanyak 28 orang 87,5% memiliki kadar kreatinin yangabnormal yakni masuk dalam kategori kadar kreatinin bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan faktor - faktor yang lebihbanyak lagi, karena terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya kadarkreatinin dan faktor yang menyebabkan responden dapat terkena penyakit Diabetes MelitusTipe 2 termasuknya salah satunya pola hidup pasien Diabetes Melitus mematuhi pengobatan diabetes, mengontrol polahidup, melakukan aktivitas fisik untuk menghindari komplikasi Diabetes Melitus yakni salahsatunya komplikasi DM yang menyerang organ ginjal Nefropatik Diabetik.5. Daftar PustakaADA. 2019. 2. Classification and Diagnosis of Diabetes <em>Standards of MedicalCare in Diabetes—2019</em> Diabetes Care, 42Supplement 1, S13 S., Basuki, W., & Susantiningsih, T. 2012. Perbedaan Kadar Kreatinin SerumPasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dengan Yang Tidak Terkontrol DiRsud Dr . H . Abdul Moeloek Differences in Serum Creatinine Levels of Type 2Diabetes Mellitus Patient That Controlled With Not Controlled in Dr. 129– P., 2013. Korelasi lama diabetes melitus terhadap kejadian nefropati diabetik studikasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. J Media Medika R., Sofyanita, E. N., & Suwarsi. 2020. Gambaran ureum dan kreatinin padapasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Jurnal LaboratoriumMedis,21, 6–11. Retrieved from Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2019. Buku Pedoman PenyakitTidak Menular. Kementerian Kesehatan RI, 2020. Profil HbA1c , Kolesterol dan Trigliserida pada Pasien Diabetes MellitusTipe 2 Profile of HbA1c , Cholesterol and Triglyceride in Type 2 Diabetes Laboratorium Medis,0202, 89– H. 2020. Gambaran Kadar Glukosa , Tekanan Darah , dan Profil Lipid padaPasien Prolanis DM Hipertensi. Jaringan Laboratorium Medis,0202, 61– J. S., Ratag, B. T., & Wuwungan, G. 2013. Analisis hubungan antara umur danriwayat keluarga menderita DM dengan kejadian penyakit DM tipe 2 pada pasienrawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP PROF. Dr. RD KandouManado. J Kesmas Univ Sam Ratulangi Manad, 21, 1-6. Diakses melalui N., & Nugroho, P. S. 2020. Hubungan Stres Dan Merokok Dengan Kejadian Jaringan Laboratorium Medis Laboratorium Medis E-ISSN 2685-8495Vol. 04 No. 01 Bulan Mei Tahun 2022Submit Artikel Diterima 2022-03-02 ; Disetujui 2022-03-14Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Kota Samarinda Tahun Student Research BSR, 12, 1243-1248. Diakses melalui 2021. “Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes MelitusTipe Ii Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palembang Tahun 2019,” RepositoryPoltekkes Kemenkes Palembang, accessed June 2, 2021, D., Apriani, E., & Rahayu, Y. 2018. Hubungan Karakteristik Pasien DenganKemampuan Self-Care Pada Pasien Dm Tipe 2 Di Puskesmas Cilacap Tengah 1 Dan2. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 111, 40-49. Retrieved from 2015. Diakses melalui N., Marissa, N., Fitria, E., & Wilya, V. 2018. Pengendalian Diabetes MelitusTipe 2 pada Pasien di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. Media Penelitian DanPengembangan Kesehatan, 284, 239–246. 2018. Hasil utama Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Kementerian RI tahun 2018. Diakses 30 November 2020. Diaksesmelalui 2018. The Relationship Between Dietary Knowledge and Glycemic Control inPatient with Diabetes Type 2 A Comunity-Based, Cross-Sectional Study. AdvancedScience Letters 2312 12532– K. F. 2017. Hubungan merokok dengan kejadian toleransi glukosa terganggu diIndonesia Tahun 2013 Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2017. Diakses melalui L. P. 2020. Kadar Ureum Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada Pasien GagalGinjal. Jaringan Laboratorium Medis,0202, 104–108Tim Penyusun Perkeni Soebagijo Adi Soelistijo, dkk. 2019. Pedoman Pengelolaaan danPencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019. PB melalui 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016WHO. 2019. Classification Of Diabetes Mellitus. Diakses melalui V V TalantovThe USSR adopted the classification of diabetes mellitus by V. G. Baranov, improved by him in 1980 [16] and somewhat modified in 1984 [21, according to which the following are distinguished 1 spontaneous essential diabetes mellitus; 2 diabetes mellitus caused by primary diseases leading to widespread destruction of P-cells; 3 diabetes mellitus caused by diseases occurring with intense secretion of hormones, insulin GunardiDiabetes mellitus type 2 DM Type-2 is a metabolic disease which characterized by hyperglycemia due to failure of insulin secretion, insulin action or both. If DM is not handled properly, then it will arise complications in various organs of the body. The criterias of DM control including HbA1c levels and lipid fractions. Lipid pattern in patients with DM type 2 is very dependent on HbA1c control. High HbA1c is associated with high triglycerides and cholesterol. Research objective to find out the description of Hba1c, cholesterol and triglyceride levels in patients of DM type 2 at the Outpatient Poly of RSUD Tidar Magelang. Research method the research type was descriptive with observational design. Primary data were obtained from levels measurements of HbA1c, cholesterol and triglycerides.. The normal HbA1c levels 4-5,80%, good control 6,1-6,5%, moderate 6,6-7,8%, bad 8,8-14,1% respectively as much as 65,96%, 12,77%, 10,64%, and 10,90%. The normal cholesterol levels 100-160 mg/dL, moderate 200-220 mg/dL, and high 250-300 mg/dL, respectively 74,47%, 10,64%, and 14,89%. The normal triglyceride levels 70-140 mg/dL, high limit 150-165 mg/dL, and high 200-252 mg/dL respectively as much as 63,83%, 19,15% and 17,02%. Based on the age of normal HbA1c levels as much as 65,96%, normal cholesterol 74,47%, and triglycerides 63,83%. The levels of HbA1c, cholesterol, and triglycerides were mostly normal in age groups of elderly, and male. The high levels of HbA1c, cholesterol, and triglycerides were more common in elderly than in other age groups. Nur RamadhanNelly MarissaEka FitriaVeny WilyaDiabetes Mellitus DM is a metabolic disease that affects many people of the world, including Indonesia. To prevent complications, a good control of DM is needed by patients, one of them is controlling blood sugar and keeping blood pressure stable. DM is reported in Banda Aceh as one of diseases with the highest number of visits every year. The purpose of this study was to determine the achievements of DM control by patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Jayabaru Banda Aceh. The study used a cross sectional design and a sample of 85 patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Jayabaru in 2015. The results showed HbA1c value ≥ 7%, 80% fasting plasma glucose FPG ≥ 100 mg/dl, of the value post prandial plasma glucose ≥ 140 mg/dl and blood pressure ≥ 130 mmHg. Of the 85 patients only 7 showed good DM control results. This illustrates that DM control achievement is still below the cut-off value set by PERKENI. Counseling to patients and families is needed to improve the management of type 2 DM by patients. Abstrak Abstrak Diabetes Melitus DM merupakan penyakit metabolik yang banyak diderita penduduk dunia, termasuk Indonesia. Untuk mencegah terjadi komplikasi diperlukan pengendalian DM yang baik oleh penderita, salah satunya dengan mengontrol gula darah dan menjaga tekanan darah tetap stabil. Penyakit DM dilaporkan di Kota Banda Aceh sebagai salah satu penyakit dengan angka kunjungan terbanyak setiap tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui capaian pengendalian DM oleh penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. Penelitian menggunakan desain potong lintang dan sampel berjumlah 85 orang penderita DM tipe 2 di Puskesmas Jayabaru tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan 81,2% nilai HbA1c ≥ 7%, 80% nilai GDP ≥ 100 mg/dl, 85,9% nilai GD 2 jam PP ≥ 140 mg/dl, 58,8% dan tekanan darah ≥ 130. Dari 85 pasien hanya tujuh orang yang menunjukkan hasil pengendalian DM yang baik. Hal ini menggambarkan bahwa capaian pengendalian DM masih di bawah nilai cut off yang ditetapkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI. Penyuluhan kepada pasien dan keluarga sangat dibutuhkan untuk memperbaiki pengelolaan DM tipe 2 oleh and Diagnosis of Diabetes <em>Standards of Medical Care in Diabetes-2019</em>ADA. 2019. 2. Classification and Diagnosis of Diabetes <em>Standards of Medical Care in Diabetes-2019</em> Diabetes Care, 42Supplement 1, S13 LP-S28. Kadar Kreatinin Serum Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dengan Yang Tidak Terkontrol Di Rsud Dr . H . Abdul Moeloek Differences in Serum Creatinine Levels of Type 2 Diabetes Mellitus Patient That Controlled With Not Controlled in DrS AlfarisiW BasukiT SusantiningsihAlfarisi, S., Basuki, W., & Susantiningsih, T. 2012. Perbedaan Kadar Kreatinin Serum Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dengan Yang Tidak Terkontrol Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Differences in Serum Creatinine Levels of Type 2 Diabetes Mellitus Patient That Controlled With Not Controlled in Dr. lama diabetes melitus terhadap kejadian nefropati diabetik studi kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi SemarangP AayAAY, P., 2013. Korelasi lama diabetes melitus terhadap kejadian nefropati diabetik studi kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. J Media Medika ureum dan kreatinin pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisisR AfriansyaE N SofyanitaSuwarsiAfriansya, R., Sofyanita, E. N., & Suwarsi. 2020. Gambaran ureum dan kreatinin pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Jurnal Laboratorium Medis, 21, 6-11. Retrieved from Pedoman Penyakit Tidak MenularDirektorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2019. Buku Pedoman Penyakit Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI, 101. Kadar Glukosa , Tekanan Darah , dan Profil Lipid pada Pasien Prolanis DM HipertensiH ImawatiImawati, H. 2020. Gambaran Kadar Glukosa, Tekanan Darah, dan Profil Lipid pada Pasien Prolanis DM Hipertensi. Jaringan Laboratorium Medis, 0202, 61-67.
kadar kreatinin pada penderita diabetes